Selasa, 12 Juni 2012

teori bloom

Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.


Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
1.     Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
2.     Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minatsikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
3.     Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan ketiga domain tersebut di antaranya seperti yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantoro, yaitu: cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah: penalaran, penghayatan, dan pengamalan.
Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah, seperti misalnya dalam ranah kognitif, untuk mencapai “pemahaman” yang berada di tingkatan kedua juga diperlukan “pengetahuan” yang ada pada tingkatan pertama.
Taksanomi tujuan pengajaran pada kawasan kognitif menurut Bloom terdiri atas enam tingkatan yang susunannya sebagai berikut :
1.      Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan untuk mengenal atau mengingat kembali sesuatu objek, ide, prosedur, prinsip atau teori yang pernah ditemukan dalam pengalaman tanpa memanipulasikannya dalam bentuk atau symbol lain.
2.      Pemahaman (comprehension) adalah kegiatan mental intelektual yang mengorganisasikan materi yang telah diketahui, perilaku yang dapat didemontrasikan yang menunjukkan bahwa kemampuan mengerti, memahami yang telah dikuasai antara lain ialah dapat menjelaskan dengan kata-kata sendiri, dapat membandingkan, dapat membedakan dan dapat mempertimbangkan kemampuan- kemampuan yang tergolong dalam taksonomi ini, adalah:
a.                  Translasi, yaitu kemampuan untuk mengikuti symbol tertentu menjadi symbol lain tanpa perubahan makna
b.                  Interpretasi yaitu kemampuan menjelaskan makna yang terdapat di dalam simbol, baik symbol verbal maupun yang non verbal.Dapat menginterpretasikan konsep atau prinsip dan dapat menjelaskan secara rinci makna, dapat membandingkan, membedakan, atau mempertentangkannya dengan sesuatu yang lain.
c.                   Ekstrapolasi yaitu kemampuan untuk melihat kecenderungan atau arah atau kelanjutan dari suatu temuan.
3.      Penerapan (Application) adalah kemampuan untuk menggunakan konsep, prinsip, prosedur atau teori tertentu pada situasi tertentu.
4.      Analisis (Analysis) adalah kemampuan untuk menguraikan suatu bahan (fenomena atau bahan pelajaran) ke dalam unsur-unsurnya, kemudian menghubung hubungkan bagian dengan bagian lain disusun dan diorganisasikan.
5.      Syntesis (Synthesis) adalah kemamp uan untuk mengumpulkan dan mengorganisasikan semua unsur atau bagian sehingga membentuk satu keseluruhan secara utuh. Dengan kata lain, kemampuan untuk menampilkan pikiran secara orisinil atau inovatif
6.      Evaluasi (Evaluation) adalah kemampuan untuk mengambil keputusan, menyatakan pendapat atau memberi penilaian berdasarkan kriteria-kriteria tertentu baik kualitatif maupun kuantitatif.

Taksonomi tujuan pengajaran pada kawasan afektif penggolongannya dikategorikan dalam lima jenis taksonomi yang terurut secara bertahap yaitu:
1.      Penerimaan (Receiving/Attending), diperinci dalam tiga tahap
a.                   Kesiapan untuk menerima (awarness) yaitu adanya kesiapan untuk berinteraksi dengan stimulus (program pengajaran, bahan bacaan, tontonan).
b.                  Kemauan untuk menerima (Willingness To Receives) yaitu usaha untuk mengalokasikan perhatian pada stimulus yang bersangkutan.
c.                   Menghususkan perhatian (Controlled Or Selected Attention) pada bagian tertentu dari stimulus yang diperhatikan.
2.      Penanggapan (Responding), proses ini terdiri atas tiga tahap yaitu:
a.                   Kesiapan Menanggapi ( Acquiescence Of Responding)
b.                  Kemauan Menanggapi ( Willingness To Respond)
c.                   Kepuasan menanggapi (Satisfaction In Response)
3.      Penilaian (Valuing) pada tahap ini sudah mulai timbul proses internalisasi yaitu proses untuk memiliki dan menghayati nilai dari stimulus yang dihadapi. Proses ini terbagi atas empat tahap sebagai berikut:
a.                   Menerima nilai (Acceptance Of Value)
b.                  Menyeleksi nilai yang lebih disenangi (Preference For A Value)
c.                   Komitmen yaitu kesetujuan terhadap suatu nilai deng an alasan-alasan tertentu yang muncul dari rangkaian pengalaman.
4.      Pengorganisasian (Organization), tahap ini tidak hanya menginternalisasi satu nilai tertentu tetapi mulai melihat beberapa nilai yang relevan untuk disusun menjadi satu system nilai, terdir i dari dua tahapan sebagai berikut.
a.                   Konseptualisasi nilai yaitu keinginan untuk menilai hasil karya orang lain atau menemukan asumsi-asumsi yang mendasari suatu kebiasaan
b.                  Pengorganisasian system nilai, menyusun perangkat nilai dalam suatu system nilai berdasarkan tingkat preferensinya
5.      Karakterisasi (Characterization) yaitu kemampuan untuk menghayati atau mempribadikan system nilai. Proses ini terdiri dari dua tahapan yaitu.
a.                  Generalisasi yaitu kemampuan untuk melihat suatu masalah dari suatu sudut pandang tertentu
b.                  Karakteristik yaitu mengembangkan pandangan hidup tertentu yang memberi corak tersendiri pada kepribadian diri yang bersangkutan Taksonomi Tujuan Pengajaran pada Kawasan Psikomotorik adalah pengajaran pada kawasan ini menuntut pengembangan keterampilan dalam bidang tertentu.

Taksonomi Psikomotorik dapat disederhanakan dalam lima tahap yatu:
1. Kesiapan (Set)
2. Meniru (Imitation)
3. Membiasakan (Habitual)
4. Menyesuaikan (Adaptation)
5. Menciptakan (Origination)
 thanks.. ^ ^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar